Saturday, February 19, 2000

Peluit Pelaut







Author: Kelik Sudarto

Peluit yang menjadi ciri khas siswa perguruan Uni-Syn bukanlah sembarang peluit. Peluit ini mereka beli khusus, tidak ada di sembarang tempat karena ini merupakan peluit yang biasa digunakan para pelaut; apakah itu pelaut pelayaran komersial atau kelasi angkatan laut. Pencetus idea penggunaan peluit ini datangnya dari mbak Dewi Ratna; kami lebih sering memanggilnya dengan sebutan bu Mayor Laut (waktu itu pangkatnya masih Mayor).
Ada tiga peraturan yang harus diketahui oleh siswa perguruan mengenai penggunaan peluit. Setiap siswa wajib mengetahui 10 jenis tiupan. Jenis jenis tiupan wajib: tiupan bangun pagi, tenang, siap (attention), bubar selesai (dismiss), teruskan (carry on), cleaning/ kurang lima menit habis kerja, habis kerja,  penghormatan kepada Pelatih Utama dll. Siswa juga akan dipersilahkan memilih salah satu jenis tiupan yang di kuasai (diluar tiupan wajib) dalam meniup peluit sikap dan teknik memegang peluit sangat menentukan penilaian.

Perlu di ketahui Peluit merupakan salah satu ciri khas Angkatan Laut di berbagai belahan dunia yang masih dipertahankan sampai sekarang, bentuknya yang unik tidak seperti peluit pada umumnya yang dipegang oleh wasit sepak bola, satpam ataupun polisi. Cara meniupnya pun butuh latihan ekstra karena berbeda dengan peluit biasa juga peluit ini tidak memiliki bola kecil di dalamnya seperti peluit2 lain, bentuk peluitpun seperti pipa yang strukturnya dibuat melengkung dengan rongga berbentuk bola pada ujungnya. Jika kita tidak terbiasa dengan cara memegang serta meniupnya mungkin suara peluit yang nyaring tidak akan keluar.
Ada banyak sebutan untuk peluit ini dalam Bahasa Inggris yang mengacu pada Naval terms yakni Boatswains pipe, Boatswains whistle, Boatswains Call, Bosuns Whistle. Dalam sejarahnya dulunya peluit ini digunakan oleh para pelaut Negeri Yunani dan Romawi utk menjaga irama kayuhan para budak yg menggerakan perahu (oleh mereka peluit ini dikenal juga dengan nama flute).