Wednesday, April 11, 2001

Program Adventure



Author: Sahala Simanjuntak
Pelatihan di pinggir danau itu salah satu contoh program pelatihan yang disebut Adventure. Ciri khasnya adalah ada unsur ‘petualangannya’. Mulai siswi Shoba pelatihan ini ditunda pelaksanaannya hingga ke fase setelah Internediate. Sebab, mulai generasi Shoba seterusnya pelatihan dilakukan dari villa ke villa atau cottage ke cottage; sudah tentu memakan biaya besar dan kebetulan saja Shoba, kemudian grupnya Lika (Pelican Brief) mampu dalam hal biayanya.
Pelatihan Adventure di fase dini diubah dan diberi nama Away Weekend atau AW oleh alm bu Karina Young. Kemudiannya Infinity Club memberi solusi mur-mer (murah meriah) dengan mengambil lokasi latihan (Alpha Point) dari vihara ke vihara. Dulu jamannya operatif Susi masih di fase Elementary tidak sanggup mengadakan AW karena terbentur biaya, makanya program Adventure tidak dimulai sejak dini.
Biaya program Adventure di jaman itu dibilang murah juga tidak, tapi total biayanya masih di bawah AW, karena kami mengambil lokasi basanya di kaki gunung, di pinggir danau atau di pinggir pantai. Belum pernah di pulau karena kembali atas pertimbangan biaya. Apa yang membuat biaya relatif rendah karena untuk menginap di lereng atau kaki gunung itu kami menggunakan 1 tenda untuk 2 orang. Jika kebetulan coach dan muridnya berlawanan jenis, maka yang perempuan yang menempati tenda, apakah dia itu siswi atau coach. Sebetulnya bukanlah 2 orang saja yang berangkat program Adventure. kami selalu berbentuk team yang terdiri dari 4 sampai 8 orang. 5 orang biasanya semua laki laki apakah itu saudara atau teman sekampung. Sangat mudah untuk mengajak teman atau saudara ikut pergi, karena seluruh biaya ditanggung yang punya acara, dalam hal ini misalnya saya. Perinciannya sbb:
  1. Pos 3: Lokasinya disebut Charlie Point dan akan menginap disini ada 2 orang yang kami sebut Team Pos 3 . Dalam setiap perjalanan menuju Alpha Point, Team akan mampir di penginapan termurah yang letaknya mendekati lokasi. Kalau di Situ Patenggang ada banyak sekali. Kalau lokasinya di gunung biasanya letak wisma atau penginapan murah itu cukup jauh dari lokasi di gunung. Team berdelapan akan mampir di wisma ini dulu untuk meletakkan semua barang barang. Kemudian naik bis atau angkot dan karena tidak punya mobil pribadi makanya  butuh banyak tangan untuk membawa perlengkapan acara. Setelah meletakkan 25% perlengkapan, barang bawaan di wisma, team mulai naik.
  2. Pos 2: ada 4 orang. Teami berdelapan akan sampai di titik lokasi dimana transisi antara jalan terakhir kendaraan umum dengan jalan menuju pendakian, biasanya jalan setapak, disebut Bravo Point. Team berdelapan menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari buka tenda pos 2 sebanyak 2 tenda, membuat mck, penyediaan air dsb termasuk perlengkapan masak. Dari itu selalu ada 1 orang wanita yang berada di pos 2 ini untuk tugas memasak. Sebab Team Pos 1 tidak masak, hanya fokus pada pelatihan, kecuali sedang ada program keputrian (latihan memasak). Makanan akan dikirim oleh Team Bravo ke atas dan yang mencuci piring juga team ini. 50% dari barang bawaan ditinggal di pos 2 dan ada 1 orang di pos ini yang jaga barang. Team bertujuh naik hingga sampai di Alpha Point.
  3. Pos 1 (Alpha Point): Inilah lokasi dimana program pelatihan AW dilakukan. Hanya akan ada 2 orang disini: coach dan student. Sisanya bertujuh menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari buka tenda pos 1 sebanyak 1 tenda, membuat mck, penyediaan air dsb.
  4. Selesai penyiapan Pos 1, 5 orang turun menuju Pos 2. Ada 4 HT (Handy Talky) untuk komunikasi, masing masing pos 1 HT dan 1 HT lagi cadangan. Sesampainya di pos 2, 4 orang menginap di pos 2 dan 2 orang lagi turun menuju penginapan (Pos 3).
  5. Pos 3 berguna untuk mendukung pos 2 dan 1. Jika ada emergency, merekalah yang akan menghubungi aparat daerah setempat, apakah itu polisi, dokter, dsb. Juga kalau sampai ada kekuarangan supply bahan mereka yang bertugas berbelanja ke pasar dan 1 orang akan mengantar sampai ke pos 2 sedangkan 1 lagi tinggal di penginapan jaga barang sekaligus nunggu giliran bergantian tugas delivery ke pos 2. Tapi mereka ini yang paling santai. Kerjanya hanya monitor dari HT.
  6. Kegiatan Pos 2 cukup sibuk. Mulai dari memasak makan siang, malam, pagi; penyediaan air minum dan perlengkapan yang dibutuhkan menyusul, karena sebagian perlengkapan didrop disini. Mereka ini yang betul betul menikmati kegiatan camping. Merekalah yang bisa ada waktu nyalakan api unggu, bakar jagung sampai main gitar dan harmonika.
  7. Coach dan student di pos 1 sedikit sekali santainya. Waktu diisi padat untuk pelatihan. Kami bergilir jaga. Siswa mulai tidur jam 21, bangun jam 23 untuk Walk The Talk sampai subuh. Coach baru tidur jam 3 pagi sampai subuh. Setelah subuh gantian tidur lagi, student tidur dari jam 5 sampai 6:30.
Setelah satu per satu siswa meraih FI lalu FF lalu TF hingga EF, Adventure menjadi semakin canggih, baik itu lokasinya, Team Supportnya dan sudah tentu biayanya. Sebab lokasi mengambil tempat di luar negeri. Sebab inti dari program Adventure adalah ‘training under real–life circumstances, in an educational environment, helps all coordinating students prepare for the unpredictable’. Jadi ada frase ‘educational environment’. Adventure ini mirip ‘Gasshuku’ dalam bela diri Jepang. Siswa berlatih di lingkungan mana saja. Jika kita bermukim di negara tropis, Adventure di lakukan di kaki gunung dan pantai/pulau. Kemudiannya kita akan dicoba Adventure di daerah gurun pasir (extremely hot, biasanya di daerah Qarun – Mesir) dan gunung salju (extremely cold, biasanya di daerah Alpen). Belakangan daerah Alpen ditinggalkan, akan diganti dengan kaki gunung Himalaya karena dari segi visa bisa lebih murah. Sebab untuk kegiatan seperti itu dibutuhkan puluhan porter, sudah tentu terkait dengan passport dan visa. Ini adalah Static Adventure, dimana tujuan utamanya adalah menetap sementara dan didampingi coach. Sebab ada program Mobile Adventure dimana programnya lebih penekanannya pada ‘jalan jalan’, tanpa didampingi coach tapi boleh didampingi Private Team yang terdiri dari body guard, lawyer sampai dokter tergantung kebutuhan. Sesuai namanya, tetap harus ada unsur ‘Adventure’. Kegiatan ini dimulai di Square 8
Berikut ini contoh contoh kegiatan di luar AW:
  • SQUARE 7: Under Cover Boss
  • SQUARE 8 (FF): Mobile Adventure
  • SQUARE 9 (TF): Round The World Trip
  • SQUARE 10: Back to Square 1
  • SQUARE 11: Secret Millionaire
  • SQUARE 12: Holy Jourmey
Di Square 11 ada banyak kegiatan sosial yang wajib diikuti disamping SecMil. Kegiatannya disebut R&D, singkatan dari Research, Relief and Development. Setiap siswa di Square 11 seperti saya harus membantu kegiatan kegiatan institusi seperti:
  • World Wildlife Fund
  • Go Green
  • Save The Children
  • International Red Cross
  • Research Funding
  • Ending Global Poverty
  • Worship Building Fund
  • masih banyak lagi

0 comments:

Post a Comment