Thursday, January 17, 2002

Sticks & Carrots



Image result for stick2 and carrots pictureYuningsih09b
Sticks and Carrots
Author: Yuningsih Ambar

Sewaktu Coach Saya, Grand Master Coach beberapa tahun lalu menyatakan ingin membuka klub atau komunitas non perguruan sebagai penyanding Unisyn, saya waktu ditanyakan pendapat cuma menggelengkan kepala saja. Saya sudah memandangnya jauh ke depan bahwa suatu aktivitas tanpa target dan hukuman alias non disiplin tidak akan sukses lancar. Kunci sukses dari perguruan Unisyn adalah siswanya sesuai dengan slogan perguruan: hard training, tight disipline and severe suffering. 3 faktor itu yang merupakan KSF atau Key Success Factors. Tanpa salah satu faktor itu, satu saja, ibarat mobil meluncur Image result for car going downhill light picturetanpa dapur pacu, rem dan stir. Copot saja satu maka celaka akibatnya. Baru setelahnya kita bicarakan elemen elemen lainnya.
Sukses di perguruan kami bukan sekedar tahu bahwa jalan menuju sukses itu ada combination lock atau kunci kombinasi seperti yang diucapkan oleh Brian Tracy. Kami juga ditugaskan untuk membaca buku buku yang ratusan bahkan ribuan jumlahnya. Coba saja tanyakan kepada mereka yang sedang belajar program kiat kiat menuju sukses, berapa jumlah buku yang sudah dan akan mereka baca. Jika jawaban mereka sekian puluh atau masih dalam hitungan jari, jauh…jauh masih perjalanan yang harus mereka tempuh. Leaders are readers. Mereka yang berbekal sedikit pengetahuan di kepalanya mau sukses? Bukan tidak bisa, tapi akan harus lebih dulu tabrak sana tabrak sini akibat dangkalnya pengetahuan menuju sukses. Kalau untuk perjalanan menuju Bandung, kendaraannya harus tabrak sana sini dulu, lalu kapan mereka akan sampai di tujuan? Bagi siswa Unisyn sukses itu bukan semata mata bagaimana caranya menuju sukses, karena kami sudah tahu semua SOP-nya, tapi lebih pada pertanyaan seberapa lama kamu akan mencapai kesuksesan itu? Dalam waktu berapa lama lagi? 2 tahun? Atau 20 tahun lagi? Atau 200 tahun lagi?? Speed is the key; begitulah sukses bagi para murid Unisyn.
Invention atau Innovation kami semua para murid diwajibkan melakukannya dengan moto Inovasi tiada henti dan segudang jurus jitu lainnya juga kami pelajari sepertiKaizen atau Continuous Improvement dari teorinya Masaaki Imai, hingga Total Quality Control ala Toyota dan Business Process Re-engineering sudah kami pelajari dan kami lakukan semua itu!
Bisnis bukan cuma membuat bisnis sukses namun setelah sipebisnis sudah punya motivasi utama adalah menentukan siapa target market anda dan menyesuaikannya dengan strategi marketing. Semua ilmu dari Philip Kotler dan Peter Drucker para pakar marketing kali lahap semuanya.
Image result for philip kotler
Itulah kami! Apa yang membedakan Unisyn students dengan orang biasa, maaf.
Dengan mengarah pelatihan pada orang orang yang berdisiplin dan motivasi tinggi maka bukan berarti kita memisahkan diri dari orang-orang yang bukan merupakan target orang yang layak jadi murid bimbingan, tapi dengan adanya target individu yang jelas maka ini akan membantu perguruan kesuksesan ala Unisyn untuk fokus pada strategi pencarian orang yang lebih tepat sasaran.

Lebih fokus dan produktif


Seringkali saya menemui para pengusaha pemula yang sering membuang waktunya untuk kegiatan yang kurang produktif atau waktu yang dibuang tak sepadan dengan hasilnya.
Hal ini bisa terjadi karena secara fisik dan psikis banyak orang belum dilatih kearah itu. Mau sukses mereka disarankan untuk berbisnis sebab banyak orang bilang jika penghasilan diperoleh dari berbisnis istilahnya Sky is the limit dibanding jika rezeki diperoleh dari bekerja untuk orang. Lalu mereka berbisnis, ciptakan sesuatu untuk dijual. Tapi apa prosesnya? Mereka ciptakan menemukan bisnis masih dangkal nilai jualnya. Masih jauh dari istilahUSP atau Unique Selling Proposition. Kenapa? Akibat kerja asal asalan. Jauh dari profesional. Hasil belum layak dijual akibatnya tidak laku di pasaran. Buyers menolak hasil jualan mereka. Padahal untuk sampai pada hasil jual yang laik komersialisasinya perlu uji coba ratusan atau ribuan bahkan jutaan kali. Nah, akibat hasil jual jauh dari nilai jual, omzet kecil bahkan tidak ada. Profit kecil dan lebih jauh lagi bisa ditebak langkah menuju suksespun masih jauh panggang dari api.
Publik bertanya tanya, kenapa mereka yang berlatih di Unisyn bisa berakhir kaya raya? Hey bangun! Bangun! Sebelum tanya kenapa ada yang berhasil lebih dulu tanyakan kepada kami berapa yang telah dicancel atau didrop out dari Unisyn? Kalian menanyakan kenapa 1% atau 0,01% dari murid Unisyn bisa sukses memperoleh Passive Income bulanan? Kenapa tidak menanyakan 99% dari orang yang gagal dikeluarkan itu kenapa? Ya, mereka itulah 99% yang lebih mementingkan memperbanyak waktu tidur mereka setiap harinya atau duduk lama menatap layar komputer asyik bermain game atau ngobrol ngalor ngidul tak jelas dengan kawan kawannya…dan sejumlah kegiatan tidak produktif lainnya….

Pendidikan di Unisyn memang keras, tetapi itu bukan untuk kekerasan. Mendidik anggota Unisyn dilakukan dengan keras dan tegas untuk membentuk sosok murid yangtanggap, tanggon, dan trengginas. Kami membentuk orang bukan yang klemar klemer alias manja. Unisyn itu kawah candradimuka, membentuk Gatot Kaca dan Srikandi.
Banyak orang yang cenderung memaknai kekerasan sebagai budaya militeristik di lembaga pendidikan, yaitu budaya yang melahirkan watak-watak militer dan diduga mengadopsi dari pendidikan militer. Dugaan ini jelas tidak benar. Pola pendidikan yang diterapkan di perguruan kami sama sekali tidak ada berupa pemukulan dan penyiksaan. Apa yang diadopsi itu soal penegakan disiplin, hormat dan patuh kepada pelatih dan cerdas dalam memahami ilmu; tetapi kekerasan tidak. Pendidikan kami memang keras, tetapi bukan kekerasan yang tanpa batas. Pelatihannya mengutamakan pembentukan kepribadian dengan jiwa kejuangan yang tinggi, dilengkapi kemampuan profesi yang mantap sebagai suatu kebulatan.
Ketiga sifat murid yang dituntut ada yaitu tanggap, tanggon, dan trengginas. Tanggap,artinya berdaya tangkap dan penalaran yang tinggi dengan memiliki potensi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat mengembangkan diri. Tanggon artinya dapat diandalkan, ulet, dan tahan uji dengan memiliki mental bersemangat juang. Trengginas artinya tangkas dalam bertindak dan berolah pikir dengan memiliki kesempatan jasmani, daya tahan tinggi dalam menghadapi tugas. Berangkat dari sasaran yang hendak dicapai tersebut, semua proses belajar mengajar berlangsung secara terukur dan terkendali. Sasarannya juga jelas, yaitu mendidik agar para siswadan siswi bukan sekedar memiliki postur tubuh yang gagah, ayu tapi memiliki kepatuhan, kedisiplinan, kuat fisik maupun mental, yang menjadi syarat dalam mendukung pelaksanaan tugas pokoknya.
Tanpa perlakuan yang tegas, keras, dan disiplin, para murid perguruan akan banyak argumentasi, membantah, usul sana-usul sini, yang pada akhirnya latihan tidak akan mencapai sasaran. Pendidikan Unisyn memang mempersiapkan postur manusia yang siap setiap saat menghadapi tugas berat dan berpotensi menimbulkan stres tinggi sehingga diperlukan latihan keras.
Karena target dan program yang jelas, maka metode yang digunakan pun jelas arahnya. Didasarkan target yang sudah ditetapkan, bukan saja murid, para pelatih di kami harus bekerja keras siang malam melakukan pengawasan secara ketat dan disiplin tinggi.
Kepada seorang siswa atau taruna yang melakukan kesalahan dan tidak disiplin, pelatih akan menghukumnya. Hukuman itu mulai dari hukuman yang bersifat akademis hingga bersifat hukuman fisik, dengan target memperkuat kemampuan psikologis, mental, moral, maupun fisiknya bagi murid yang bersangkutan. Contoh hukuman yang bersifat akademis, seorang murid Unisyn diperintahkan untuk mengucapkan Sumpah Anggota secara berulang ulang di lapangan terbuka.
Latihan yang keras memang harus dilaksanakan, seperti berjalan siang dan malam atau yang terkenal dengan long march cross country juga di siang hari mereka jalan kaki dengan medan yang tidak pernah rata, di lumpur yang dalam bahkan berjalan di atas balok-balok rel kereta api. Di waktu malam hari, para murid berjalan kaki yang cukup jauh di berbagai daerah perbukitan, sungai, jurang, jalan setapak, dan sebagainya.
Disertai serentetan permasalahan yang harus dilakukan, tentu dalam perjalanan pun pasti akan ada yang mengantuk, capek, dan lelah. Terkadang harus diberikan oksigen jika sampai pingsan. Di sini, para pelatih terus mendampingi dan mengawasi secara ketat dan disiplin agar para peserta didik itu tidak ada yang terjatuh karena mengantuk. Kalau mengantuk, akan berbahaya dan fatal, misalnya terjatuh ke jurang. Untuk menghindari hal itu, maka sifat keras, tegas, disiplin. Semua itu bertujuan agar para asuhannya semua selamat. Memang dilakukan secara keras, namun hal itu bukan dilandasi maksud-maksud kekerasan.
Semua sudah diukur dan dilakukan secara sadar, tanpa penyiksaan. Semua proses pendidikan dilaksanakan dengan sasaran yang jelas, yaitu membangun kepedulian, kedisiplinan, kemampuan fisik, dan kecerdasan akademik yang mutlak diperlukan bagi kehidupan murid. Proses pendidikan ini dilaksanakan bertingkat dan berlanjut.
Karenanya, walaupun di perguruan Unisyn dilatih secara keras, tidak pernah terjadi kasus kematian akibat perlakuan hukuman.
Jadi kembali, jangan tanyakan kenapa 1% dari murid Unisyn bisa berhasil menjadi multi milyoner? Tapi perbaiki pertanyaannya, kenapa dan kemana saja 99.99% murid murid Unisyn yang gagal itu sekarang berada dimana dan sedang apa??

0 comments:

Post a Comment