Keberhasilan biasanya lahir dari pengorbanan besar dan tidak pernah berasal dari hasil keegoisan.


Di Komunitas kami, Unisyn, cukup banyak buku buku karangan John Maxwellyang wajib dibaca. Dalam salah satu bukunya John Maxwell mengajarkan bahwa seeorang pemimpin sejati harusnya mengikatkan dirinya kepada suatu pengorbanan.

Dalam buku itu Maxwell memaparkan bagaimana Lee Iacocca berkorban untuk memulihkan keadaan Chysler yang hampir gulung tikar. Iacocca tahu bahwa ketika ia menerima tawaran untuk menjadi orang nomor satu di Chrysler, ia harus memeras otak, tenaga, dan memberi waktu lebih banyak. Hukum Pengorbanan membuat Lee Iacocca rela mendapatkan hanya separuh dari gaji yang ia terima ketika menjabat sebagai presiden di perusahaan Ford. Pengorbanan tak ternilali Lee Iacocca lainnya adalah melepaskan kebersamaan yang biasa dinikmatinya bersama keluarga pada akhir pekan. Waktu libur itu ia gunakan untuk memperbaiki manajemen, keuangan, metode-metode produksi, meningkatkan loyalitas karyawan yang sangat rendah dan menekan kerugian Chrysler.
Lee Iacocca juga harus merendahkan dirinya untuk menghadap kongres Amerika demi mendapat jaminan pinjaman yang sangat dibutuhkan. Parahnya, kongres Amerika mencelanya luar biasa melalui media cetak dengan mengatakan bahwa perusahaan itu adalah contoh hidup dari segala kekeliruan dari industri di Amerika. Puncak pengorbanan yang Lee Iacocca berikan adalah kerelaannya menerima gaji hanya satu dolar dalam setahun. Namun, seiriring berjalannya waktu, Hukum pengorbanan yang telah mendarah daging dalam diri Lee Iacocca membuahkan hasil. Chryser akhirnya mampu keluar dari krisis. Perusahaan itu sedikit demi sedikit tumbuh dan berhasil membayar semua hutang-hutangnya. Kini Chryser termasuk dalam tiga besar penghasil mobil bermutu di Amerika Serikat dan Kanada.

Ada saja hal yang harus kita korbankan untuk suatu pekerjaan, mulai dari waktu, materi, tenaga, perasaan, teman, bahkan keluarga. Berkorban dalam bentuk apa pun bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan. Namun percayalah, jika kita melakukannya dengan tulus dan ikhlas, pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia. Hal tersebut pasti menghasilkan sesuatu yang baik meskipun kita belum melihatnya saat ini.
Setiap Unisyn Operative yang mau sukses melalui perguruan ini harus mau meluangkan waktu (baca: memaksakan diri) untuk segala bentuk aktivitas yang diselenggarakan; apakah itu berbentuk Away Weekend, T3 Outdoor dlsb. Umumnya orang tidak suka waktu nyamannya diganggu atau lebih tepat mungkin disebut: disita waktunya. Apalagi jika orang itu sudah terlanjur di’sita’ waktunya oleh pekerjaan rutin sehari harinya di luar pelatihan ini. Sudah tentu kemudiannya bagi mereka jika ditambah lagi harus sisihkan lagi waktu ekstra untuk pelatihan Uni-G dengan mudah akan dipandang konyol. Padahal, kalau saja mereka mau berpikir jernih, memang betul mereka sibuk namun tanpa mereka sadari mereka sedang dalam keadaan terbelenggu oleh kesibukan itu sendiri. Mereka tidak sadar dirinya telah di’sandera’ oleh kesibukan rutinnya itu dan setiap hari apa yang mereka lakukan adalah tak lebih dari aktivitas yang berputar putar disitu situ saja mengikuti lingkaran setan kehidupannya. Kami di perguruan menyebutnya dengan istilah Cyclone Effect. Lupa bahwa untuk melepaskan diri dari ‘lingkaran konyol’ tersebut mereka harus mau melakukan suatu terobosan…..dan inilah…institusi yang sebetulnya sudah menyediakan terobosan itu, bagi siapa saja yang mau. Namun disayangkan lebih banyak orang yang ‘terlena’ dan terlanjur hanyut, terombang ombing dengan perputaran yang tak berujung itu.

Berkorban juga berarti melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan oleh orang lain. Jika bersedia melakukan apa yang tidak ingin dilakukan orang lain, kita bisa mendapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan.

0 comments:
Post a Comment