![]() |
| Nirmala Asri |
- Cold Approach
- Brush Contact
- SQ 0: Casual
Hanya ada 4 (empat) saja kriteria seseorang dianggap calon murid potensial atau yang disebut Casuals:
- Positive Mindset, 前向きな思考 (Maemukina shikō)
- Going Concern, 魂動 (Kodo) ~ soul of movement, moving upward
- Analytical & Orderly Mind, 分析的で秩序ある心 (Bunseki-tekide chitsujo aru kokoro)
- Continous Improvement, 改善(Kaizen)

POSITIVE MINDSET
Para siswa perguruan ini nantinya akan selalu mengejar Dream miliknya dan Coach-nyapun akan “mengejar”/mengingatkannya selalu akan Dream-nya. If you can DREAM it, you can ACHIEVE it. Kalimat bijak ini bisa meringkas apa itu makna positive mindset. Keyakinan tentang sikap mental positif akan merajut sejarah kehidupan. Keyakinan tentang pentingnya membangun impian-impian dan imajinasi yang positif tentang masa depan hidup.
Para siswa juga nantinya ditugaskan rutin melakukan suatu kontemplasi yang dinamakan KYS (Know Your Self), berisikan antara lain seputar tema tentang positive mindset ini dalam bentuk aktivitas self -talk dan self- feeling yang positif. Sebab seperti itulah yang ditulis oleh para pakar Positive Psychology, bahwa pikiran dan perasaan yang ada dalam diri kita, akan memantulkan efek balik yang dramatis dalam perjalanan hidup kita.
Kalau pikiran dan perasaan kita selalu dilimpahi dengan prasangka positif, dengan sudut pandang yang positif, dengan kosa kata yang positif (hebat, bisa, yakin, bahagia, menakjubkan, bersyukur, berterima kasih, …) maka jalinan hidup kita cenderung akan bergerak kearah tersebut.

GOING CONCERN
Ini adalah konsep penting yang harus merefleksikan nilai seseorang untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan di mana individu dapat, tidak saja eksis melainkan juga punya nilai tinggi di masyarakat dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini banyak dipengaruhi oleh keadaan finansial dan non finansial.
Apa itu going concern? Simpelnya adalah: bertahan hidup, survive. Namun arti secara harafiah jika diterjemahkan lebih bermakna “peduli beraktivitas”, kata lainnya selalu BERGERAK atau TAKE ACTION!
Jadi selain Positive Mindset, atau sikap mental yang positif, pada akhirnya keberhasilan hidup yang sejati seseorang hanya bisa dipahat manakala orang itu juga bisa minindak-lanjutinya berupa serangkaian Positive Action. Ini sejalan dengan hukum karma atau hukum tabur tuai: apa yang Anda berikan dalam hidup ini adalah apa yang akan Anda terima kembali dalam hidup. Berikan tindakan positif, maka Anda akan menerima yang positif. Berikan hal-hal dan tindakan yang negatif, maka Anda akan mendapatkan yang negatif.
Dari adanya pematuhan konsep Going Concern inilah kemudiannya diturunkan beberapa konsep lainya dalam perguruan seperti: Time Space Management, Dynamic Flow, Efficiency & Effectiveness dan banyak lagi.

ANALYTICAL & ORDERLY MIND
Perubahan yang terjadi begitu cepat, terutama dalam bisnis ditambah munculnya berbagai masalah di berbagai bidang tanpa henti menuntut manusia untuk menyesuaikan diri dan membangun diri menghadapi rintangan dan tantangan. Setiap masalah yang muncul tersebut harus segera dicari pemecahannya. Kondisi ini menuntut semua orang harus berpikir kreatif (order) dan kritis (analitis).
Menurut Shukor (2001) ada dua macam keterampilan berpikir, yaitu berpikir kritis dan berpikir kreatif. Sedangkan Cotton (2003) mengusulkan istilah lain untuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, yaitu higher order thinking skills (keterampilan berpikir tingkat tinggi). Berpikir kritis dan kreatif berkaitan dengan aktivitas Tingkat Tinggi seperti kemampuan dalam memecahakan masalah, menetapkan dan mengambil kesimpulan secara logis (Nickerson, 1998).
- Analytical Thinking (Kemampuan Berfikir Analitis/Kritis). Berpikir
secara analitis diperlukan terutama dalam memecahkan suatu masalah.
Namun, diperlukan teknik dan kerangka kerja yang sistematis (systematic framework)
untuk mempercepat penemuan solusi terhadap masalah
tersebut. Analysis adalah proses yang dilakukan secara hati-hati dengan
membagi-bagi masalah melalui aplikasi teknis analisis dan penerapan
pengetahuan yang tepat. Sebagai contoh, analisa fakta membutuhkan
pembuktian hipotesa. Sudut pandang berpikir kritis disampaikan oleh Eggen dan Kauchak (1996) bahwa berpikir kritis adalah:
- keinginan untuk mendapatkan informasi,
- kecenderungan untuk mencari bukti,
- keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan,
- sikap dari keterbukaan pikiran,
- kecenderungan untuk tidak mengeluarkan pendapat (menyatakan penilaian),
- menghargai pendapat orang lain, toleran terhadap keambiguan.
- Orderly Thinking (Kemampuan Berpikir Kreatif). Pentingnya berpikir kreatif dalam memecahkan masalah disebabkan masalah akan selalu muncul selama hidup. Masalah itu ada seiring dengan adanya kehidupan. Tugas manusia adalah menyikapi masalah-masalah yang ada. Cara menyikapi masalah akan berbeda. Dalam hal ini, kreatifitas sangat membantu. Ada masalah yang sulit sekali dipecahkan dan hanya dengan kreatifitaslah kita bisa memecahkan masalah-masalah dengan cepat. Banyak masalah-masalah yang memerlukan kreatifitas. Tidak hanya masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, juga masalah-masalah dalam bisnis, karir, pelajaran, dan lain-lain. Dengan kreativitas seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas.Jadi kesimpulannya, kreatifitas sangatlah penting. Bila tidak, seorang manusia akan kalah dalam persaingan jika tidak mampu berpikir kreatif.

CONTINOUS IMPROVEMENT
Konsep Kaizen secara luas diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Kaizen adalah sebuah filsafat yang banyak digunakan bangsa Jepang, khususnya di bidang manjemen perusahaan. Filsafat Kaizen intinya adalah melakukan “perubahan berkesinambungan” perubahan terus menerus selalu menyempurnakan pencapaian-pencapain yang telah diraih pada masa sebelumnya.
Pentingnya Kaizen
Unisyn memandang perlu setiap muridnya memahami dan menjalani konsep Kaizen. Sebab konsep ini amat berguna dalam pengingkatan mutu produk yang dihasilkan dalam bisnis masing masing dan tak kalah pentingnya adalah di segi etos kerja. Dari konsep inilah kemudiannya diturunkan beberapa konsep penting lainnya seperti: Zero Deffect, Zero Inventory, Just-in Tme, Total Quality Control, Autonomation dan masih beberapa lagi. Apa sih bahasa sederhananya dari konsep Kaizen ini yang perlu ada dalam visi seseorang? – Keinginan dan kemampuan untuk selalu memperbaiki diri!

0 comments:
Post a Comment